Racun buruli ulcer dideteksi dengan menggunakan lapisan kromatografi yang tipis. Sebuah metode yang rendah biaya dan sederhana untuk mendeteksi racun dari organisme yang menyebabkan sisa penyakit Buruli ulcer telah dikembangkan oleh para ilmuwan Amerika Serikat.
Gambar penderita Buruli ulcer |
Buruli ulcer merupakan sisa penyakit yang disebabkan oleh organisme yang disebut Mycobacterium Ulcerans,
dimana masih dalam satu kelompok yang sama dengan organisme yang
menyebabkan leprosy dan tuberkulosis. Diagnosis dan perawatan dini
sangatlah vital sebagaimana perawatan yang tertunda dapat menyebabkan
kelalaian bentuk yang tidak dapat diubah, ketidak mampuan fungsional
jangka panjang seperti pelarangan gerakan yang digabung, luka kulit yang
ekstensif dan kadang-kadang infeksi sekunder yang membahayakan jiwa.
Rantai reaksi polymerase dari DNA M.ulcerans
DNA biasanya digunakan untuk mendeteksi infeksi, namun sangat mahal dan
sulit untuk memelihara ketahanan kata Yoshito Kishi dan Thomas
Spangenberg dari Harvard University, Cambridge. Mereka telah
menciptakan detektor fluorescent yang sederhana namun sangat sensitif
untuk mycolactones, racun ini disekresi oleh M. Ulcerans dan didistribusikan didalam jaringan yang terinfeksi.
Mycolactones
diketahui berperilaku baik pada lapisan kromatografi yang tipis dengan
menghasilkan suatu titik yang berbeda pada gel silika kata Kishi dan
Spangenberg, namun sensitifitasnya sangat rendah. Pasangan ini
menggunakan asam boronic untuk mengikat secara selektif mycolactone
dengan meningkatkan emisi fluorescent dan memungkinkan pendeteksian
tingkatannya serendah mungkin sebesar dua nanograms dari
mycolactones-nya.
‘Hal ini adalah prospek yang menakjubkan dimana
akan diterima dengan perhatian yang besar,’ kata Mark Wansbrough Jones,
kepala teknis penasehat kelompok Buruli ulcer dari World Health
Organisation. ‘Ini mempunyai potensi digunakan sebagai alat diagnostik
yang sangat penting karena diagnosis klinis hanya 70% saja yang
sepertinya mempunyai hasil yang benar dan sebagai tes sederhana seperti
mikroskopi terhadap bakteri kurang dari 50 % yang bersifat sensitif.’
Metode
yang sederhana dan efektif ini secara khusus akan berguna pada area
terpencil yang dikenal menderita penyakit ini, kata Kishi dan
Spangenberg. Sekarang ini mereka sedang memeriksa apakah teknik ini
dapat dikembangkan kedalam caryang efektif untuk mendiagnosa Buruli
ulcer pada tahap dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar